Nama Kelompok :
1. Sherly 210.511.013
2. Megga Farah Nazsa 210.511.016
3. Sri Romadhani 210.511.045
4. Kartika Wahyuningtyastuti 210.511.164
Halo.
Artikel kali ini kami akan memberikan artikel tentang Sistem Operasi
khususnya lanjutan dari penjadwalan CPU. Di artikel ini akan memebahas
tentang Algoritma Penjadwalan CPU Yang lebih Jauh lagi yaitu Algoritma Round Robin & sedikit tentang FCFS. Kami meminta maaf apabila ada
penulisan kami yang kurang berkenan. Semoga artikel ini dapat membantu
dan bermanfaat bagi pembaca dan kami untuk lebih menambah ilmu. Amin.
Abstrak
Artikel ini membicarakan tentang penjadwalan proses
untuk manajemen proses yang mengelola proses-proses yang datang. Penjadwalan
proses ini akan menentukan proses mana dulu dan berapa lama proses tersebut
akan mendapatkan pelayanan dari CPU. Penjadwalan proses dapat dilakukan dengan
beberapa algoritma penjadwalan, dan setiap algoritma memiliki kaunggulannya
masing-masing. Algoritma yang dibahas dalam paper ini adalah algoritma
penjadwalan Round Robin yang menerapkan strategi Preemptive berdasarkan kwanta.
Selain itu akan dibahas juga algortima penjadwalan FCFS/FIFO sebagai pembanding
dengan algoritma penjadwalan Round Robin. Algoritma penjadwalan Round Robin ini
cocok untuk sistem time sharing dan memenuhi sasaran kinerja yang diharapkan.
1.
Pendahuluan
Sekarang ini,
perkembangan computer sudah sangat pesat dan banyak digunakan dalam bidang
kehidupan. Seringkali pengguna computer hanya menggunakan computer untuk
menyelesaikan persoalan yang mereka hadapi tanpa tahu bagaimana computer
memprosesnya. Seperti halnya tentang sistem operasi yang merupakan interface
antara pengguna dengan perangkat keras computer sehingga kita tidak dirumitkan
rincian-rincian pengoperasian perangkat keras.
Sistem operasi
melakukan beragam tugas, salah satu tugas yang paling penting adalah manajemen
proses, dimana mengelola semua proses aktif dan mengalokasikan sumber daya ke
proses-proses itu sesuai kebijaksanaan yang diambil untuk memenuhi sasaran
kinerja. Untuk memutuskan proses yang harus berjalan, kapan dan selama berapa
lama proses itu berjalan maka diperlukan suatu teknik penjadwalan yang efektif.
Ada berbagai
macam teknik penjadwalan proses dengan keunggulannya masing-masing dan yang
dibahas adalah penjadwalan Round Robin yang akan dibandingkan dengan teknik
penjadwalan yang paling sederhana yaitu penjadwalan FCFS/FIFO.
Tujuan
penelitian ini adalah membahas dan menganalisis lebih rinci tentang penjadwalan
Round Robin dan perancangan simulasi untuk menggambarkan kinerja teknik
penjadwalan Round Robin dan FCFS.
2. Kriteria Penjadwalan
Sebelum membahas
tentang penjadwalan yang digunakan, kita harus mengetahui terlebih dahulu
criteria penjadwalan sebagai pertimbangan dalam penggunaan penjadwalan,
diantaranya :
a.
Adil (fairness) adalah dimana
proses-proses diperlakukan sama yaitu mendapat jatah waktu pemroses yang sama
dan tidak ada proses yang tidak kebagian layanan pemroses sehingga mengalami starvation. Sasaran penjadwalan harus
menjamin tiap proses mendapat pelayanan dari pemroses yang adil.
b.
Efisiensi atau
utilisasi pemroses dihitung dengan perbandingan (rasio) waktu sibuk
pemroses. Sasaran penjadwalan adalah menjaga agar pemroses tetap dalam keadaan
sibuk sehingga efisiensi mencapai maksimum.
c.
Waktu tanggap (response time) adalah waktu yang
dibutuhkan oleh suatu proses dari minta dilayani hingga ada respon pertama yang
menanggapi permintaan tersebut. Sasaran penjadwalan adalah meminimalkan waktu
tanggap.
Turn
arround time adalah waktu yang dihabiskan dari saat program atau job mulai masuk ke sistem sampai proses
diselesaikan sistem. Sasaran penjadwalan adalah meminimalkan turn arround time.
d.
Throughput adalah jumlah kerja yang
dapat diselesaikan dalam satu unit waktu. Lebih tinggi angka throughput, lebih banyak kerja yang
dilakukan sistem.
3. Penjadwalan
Proses
3.1 Penjadwalan Round Robin
Penjadwalan
Round Robin adalah penjadwalan proses yang menerapkan strategi preemptive,
bukan di preempt oleh proses lain tapi terutama oleh penjadwal berdasarkan
jatah waktu pemroses yang disebut kwanta. Ketentuanya adalah jika kwanta habis
dan proses belum selesai maka pemroses dialihkan ke proses lain dan jika kwanta
belum habis tapi proses telah selesai maka proses diakhiri dan pemroses
dialihkan ke proses lain.
Penyelesaian
penjadwalan proses jika menggunakan penjadwalan Round robin dengan nilai kwanta
= 3.
0
|
5
|
10
|
15
|
20
|
25
|
||||||||||||||||||||||
1
|
|||||||||||||||||||||||||||
RR,q=3
|
E
|
||||||||||||||||||||||||||
D
|
|||||||||||||||||||||||||||
C
|
|||||||||||||||||||||||||||
B
|
|||||||||||||||||||||||||||
A
|
Proses
|
A
|
B
|
C
|
D
|
E
|
Jumlah
|
Rata-rata
|
Waktu kedatangan
|
0
|
1
|
2
|
3
|
4
|
-
|
-
|
Waktu pelayanan
(Ts)
|
4
|
8
|
2
|
6
|
5
|
25
|
5
|
Waktu selesai
|
15
|
25
|
8
|
21
|
23
|
-
|
-
|
Response time
|
0
|
2
|
4
|
5
|
7
|
18
|
3.6
|
Waktu tunggu
|
11
|
16
|
4
|
12
|
14
|
57
|
11.4
|
Turn arround time
(Tq)
|
15
|
24
|
6
|
18
|
19
|
82
|
16.4
|
W (Tq/Ts)
|
3.75
|
3
|
3
|
3
|
3.8
|
16.55
|
3.31
|
Throughput = 0.
3.2 Penjadwalan FCFS
Penjadwalan
FCFS merupakan penjadwalan yang menerapkan strategi non-preemptive, dimana jika
suatu proses sedang menggunakan CPU maka proses lain tidak bisa menggunakan CPU
sampai proses tersebut selesai.
Penyelesaian
penjadwalan proses jika menggunakan penjadwalan FCFS.
0
|
5
|
10
|
15
|
20
|
25
|
||||||||||||||||||||||
1
|
|||||||||||||||||||||||||||
FCFS
|
E
|
||||||||||||||||||||||||||
D
|
|||||||||||||||||||||||||||
C
|
|||||||||||||||||||||||||||
B
|
|||||||||||||||||||||||||||
A
|
Proses
|
A
|
B
|
C
|
D
|
E
|
Jumlah
|
Rata-rata
|
Waktu kedatangan
|
0
|
1
|
2
|
3
|
4
|
-
|
-
|
Waktu pelayanan
(Ts)
|
4
|
8
|
2
|
6
|
5
|
25
|
5
|
Waktu selesai
|
4
|
12
|
14
|
20
|
25
|
-
|
-
|
Response time
|
0
|
3
|
10
|
11
|
16
|
40
|
8
|
Waktu tunggu
|
0
|
3
|
10
|
11
|
16
|
40
|
8
|
Turn arround time
(Tq)
|
4
|
11
|
12
|
17
|
21
|
65
|
13
|
W (Tq/Ts)
|
1
|
1.375
|
6
|
2.83
|
4.2
|
15.405
|
3.081
|
Throughput
= 1.
4. Hasil dan Bahasan
Dalam
menggambarkan proses analisis ini menggunakan alat bantu (tools) yang berupa Diagram Aliran Data (Data Flow Diagram/DFD), dimana urutan dalam analisis ini terdiri
dari beberapa langkah, yaitu :
1.
Pembuatan diagram konteks (Context Diagram)
2.
Penurunan proses menjadi beberapa tingkatan (level)
seperti DFD level 1, DFD level 2, DFD level 3
dan seterusnya, sampai tidak ada proses yang diturunkan lagi.
Diagram konteks
simulasi penjadwalan Proses
DFD level 1 simulasi
penjadwalan Proses
DFD level 2 Proses
Penjadwalan Round Robin
DFD level 2 Proses
Penjadwalan FIFO/FCFS
DFD level 3 proses
Pengelolaan Penjadwalan Round Robin
DFD level 3 proses
Tampilkan Hasil Simulasi
DFD level 3 Proses
Pengelolaan Penjadwalan FIFO
DFD level 3 proses
Tampilkan Hasil Simulasi
5. Kesimpulan
a.
Hasil pengujian manunjukan bahwa simulasi mampu
bekerja, sehingga dapat memberikan informasi berupa kriteria penjadwalan.
b.
Penggunaan Kwanta jika terlalu kecil akan memperbesar
peralihan proses dan jika kwanta terlalu besar akan mendekati penjadwalan FCFS.
c.
Waktu tunggu dan turn around time pada Penjadwalan
Round Robin cenderung lebih besar dibanding pada penjadwalan FIFO.
d.
Response time pada penjadwalan Round Robin lebih kecil
dari Penjadwalan FIFO.
Daftar
Pustaka
M.Agus J. Alam, “Belajar Sendiri Borland Delphi 6.0”, Elex Media
Komputindo, Jakarta, 2002.
Abdul Kadir, “Dasar Pemrograman Delphi 5.0”, Jilid 1, Andi Yogyakarta,
Yogyakarta, 2000.
Inge Martina, “36 Jam Belajar computer Delphi 5.0”,Elex Media
Komputindo, Bandung 2000.
Roger S. Pressman, “Rekayasa Perangkat Lunak”, Andi Yogyakarta,
Yogyakarta, 2002.
William Stalling, “Operating Systems second edition”, Prentice
Hall International Editions, USA, 1995.
0 komentar:
Posting Komentar